Sabtu, 06 Januari 2018

laporan karya ilmiah bengkel las



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Bengkel Las (Steel) merupakan suatu usaha yang memberikan pelayanan jasa yang membuat berbagai jenis seperti trailis, pagar, kenopi, railling tangga yang pada saat ini paling diminati oleh masyarakat. Saat ini bangunan rumah memerlukan tambahan perlengkapan untuk menunjang keamanan, keindahan, hingga hanya sebatas aksesories.
Seiring kondisi itu berlangsung maka usaha Bengkel Las akan berkembang walau pesaingnya semakin banyak. Sekitar 10 tahun yang lalu usaha Bengkel Las belum terlalu menjamur namun dengan perubahan jaman dalam satu ruas jalan bisa kita jumpai 2 sampai 4 usaha Bengkel Las.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik melakukan observasi dengan mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana tingkat perkembangan usaha bengkel las periode tahun 2005 sampai sekarang ?
2.      Bagaimana strategi bisnis yang tepat untuk menjalani usaha bengkel las tersebut ?
1.3  Tujuan
Sesuai dengan masalah yang telah penulis rumuskan,maka tujuan observasi yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui tingkat perkembangan usaha bengkel las pada periode tahun 2005 sampai dengan sekarang.
2.      Untuk mengetahui strategi bisnis apa saja yang dilakukan untuk menjalani usaha bengkel las tersebut.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1  Pengertian Bengkel
Bengkel atau workshop adalah sebuah bangunan yang menyediakan ruang dan peralatan untuk melakukan konstruksi atau manufaktur, dan/atau memperbaiki benda. Sedangkan perbengkelan adalah pengetahuan dan keterampilan tentang peralatan dan metode untuk membuat, membentuk, mengubah bentuk, merakit, ataupun memperbaiki suatu benda menjadi bentuk yang baru atau kondisi yang lebih baik secara manfaat maupun estetika. Perbengkelan merupakan sebuah ilmu yang telah berkembang bahkan sebelum Revolusi Industri karena bengkel merupakan satu-satunya tempat untuk membuat alat hingga berkembangnya industri manufaktur besar dengan mesin uapnya.
2.2  Pengetian Bengkel Las
            Bengkel las ialah suatu tempat bekerja atau usaha yang bergerak dalam bidang pengelasan atau jasa pengelasan berbagaijenis logam dengan berbagai cara, baik itu manual menggunakan las listrik, las karbit, las argon, las babet, las assetelin, dan las menggunakan bantuan mesin-mesin pengelasan robotic atau laser. Bengkel las juga merupakan suatu tempat untuk membuat, merakit dan memperbaiki segala macam benda yang terbuat dari logam atauput plat, baik itu berbahan besi, stainless steel, ataupun allumunium.
2.3  Macam-macam Bengkel Las
1.      Bengkel Las Listrik
Pada bengkel las jrnis ini, sumber yang digunakan yaitu listrik. Listrik yang dihasilkan bisa didapat langsung dari PLN maupun diesel generator. Penggunaan diesel generator sudah mulai ditinggalkan karena berat dan bentuknya yang besar sehingga membuatnya susah dibawa kemana-mana. Pada umumnya las listrik digunakan untuk mengelas pada besi batangan maupun plat yang agak tebal. Berikut beberapa karya dari pada bengkel las listrik:

·         Teralis Jendela
·         Pintu Besi
·         Kanopi
·         Pintu Pagar
·         Railing Tangga
·         Railing Balkon
·         Tangga putar
2.      Bengkel Las Karbit
Pada bengkel las jenis ini, sumber yang digunakan adalah gas. Pada umumnya las karbit digunakan untuk melumerkan maupun membengkokan besi, karena jenis las ini selalu mengeluarkan api bertekanan. Las karbit ini juga biasa digunakan untuk mengelas bodi mobil yang mempunyai plat tipis.

Alat-alat yang ada di Bengkel las

1)      Mesin Las Listrik

Mesin las listrik merupakan sumber aliran energi untuk melakukan pengelasan. Untuk beroperasi, alat las tentu memerlukan listrik. Namun, listrik yang dibutuhkan jumlahnya sangatlah besar. Oleh karena itu, las listrik tidak akan berfungsi tanpa bantuan mesin las listrik. Di dunia pengelasan, mesin ini juga sering disebut sebagai las inventer. Mesin las listrik memiliki daya yang berbeda-beda. Besar daya yang sering ditemui ialah 450 Watt serta 650 Watt.

2)      Gerinda Tangan

Gerinda tangan atau juga disebut grinder merupakan peralatan tambahan di bengkel las. Alat ini berfungsi untuk memotong serta menghaluskan permukaan produk setelah pengelasan.

3)      Mesin Potong Besi

Sesuai dengan namanya, mesin ini berfungsi untuk memotong besi. Besi sendiri merupakan bahan logam yang sering digunakan untuk membuat produk pengelasan. Mesin pemotong besi berfungsi menyesuaikan ukuran besi dengan design produk yang dipesan.

4)      Kompressor

Kompressor berperan pada tahap akhir pembuatan produk. Setelah pengelasan, tentu saja suatu produk harus dicat agar tampilannya menarik. Bersama dengan spray gun, kompressor berperan seperti kuas untuk mewarnai produk tersebut. Dibandingkan kuas, pengecatan dengan bantuan kompressor memperlihatkan hasil yang lebih bagus. Terdapat dua jenis kompressor, yakni kompressor listrik dan kompressor mesin. Sesuai namanya, kompressor listrik menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Sementara itu, kompressor mesin menggunakan bensin untuk beroperasi.

5)      Bor Listrik

Terdapat dua jenis bor listrik yang digunakan di bengkel las. Bor tersebut ialah bor listrik biasa serta bor listrik khusus beton. Kedua bor tersebut wajib dimiliki bengkel las. Sebab, bengkel las tentu tidak selalu mengolah bahan material yang sama. Ada bahan-bahan material yang sangat kuat sehingga harus menggunakan bor khusus.

6)      Genset

Genset sebenarnya bukanlah peralatan utama dalam proses pengelasan. Alat ini disediakan sebagai bentuk antisipasi saja. Ketika aliran listrik mati, tentu tukang las tetap harus menyelesaikan pekerjaannya. Genset akan menggantikan listrik yang sedang mati. Selain itu, genset juga dapat berperan ketika tukang las bekerja di rumah pelanggannya. Bila daya listrik tidak cukup, tukang las akan menggunakan genset.
2.4 Contoh 3 produk yang paling sering dihasilkan dari proses pengelasan

·         Teralis Jendela

Sebuah jendela berfungsi sebagai ventilasi udara. Tanpa jendela, rumah akan terasa pengap karena aliran udara yang masuk sedikit. Namun, dibalik fungsinya, jendela juga menjadi titik rawan di rumah. Seringkali pencuri-pencuri memanfaatkan jendela sebagai pintu masuk mereka. Oleh karena itu, pemilik rumah membutuhkan teralis jendela yang menghalangi pencuri masuk.

·         Pintu Besi

Secara umum, pintu besi memiliki fungsi yang sama seperti teralis jendela. Bedanya, pintu ini dipasang di bagian pintu utama rumah. Jadi terdapat dua pintu yang dipasang di pintu utama rumah.

·         Kanopi

Selanjutnya, kanopi berfungsi melindungi teras ataupun carport di rumah dari panas serja hujan. Kanopi juga membuat rumah menjadi lebih nyaman dan sejuk.
  
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
            3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Jln.Sabrang Indah Desa Kalikoa Kec.Kedawung,Kabupaten Cirebon.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 23 Desember 2017
Pukul            : 14.00 s/d 15.00
3.2 Metode Penelitian
            Metode penelitian yang digunakan penulis dengan menggunakan penelitian kualitatif,yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Penelitian ini dilakukan melalui penelitian yang bersifat deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih banyak kata ataupun gambar-gambar daripada angka.
3.3 Sampel Penelitian
Nama Pengusaha         : Sanita
Nama Bengkel                        : Sabrang
Kecamatan                  : Kedawung
Kabupaten                   : Cirebon
Berdiri dari tahun        : 2005 sampai sekarang



3.4 Teknik Pengumpulan Data
            Dalam pengumpulan data-data yang diperlukan penulis menggunakan instrumen data sebagai berikut :
1.      Metode Observasi
            Penulis melakukan penelitian pada objek yang diteliti, untuk memperoleh beberapa informasi dari data-data yang berkaitan dengan penelitian dan selanjutnya dianalisis oleh penulis.
2.      Metode Wawancara
            Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab bertatap muka antara si peneliti dengan objek penelitian.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tingkat Perkembangan industri Bengkel Las
            Salah satu jenis usaha yang penulis melakukan penelitian adalah usaha bengkel las. Usaha bengkel las dapat dijalankan oleh siapa saja karena usaha bengkel las tidak perlu menyandang gelar sarjana, asalkan mempunyai kemampuan untuk mengelas dengan baik dan dapat menjalankan usaha ini.
            Usaha bengkel las dibangun pada tahun 2005. Pelaku usaha menggunakan modal untuk membuka bengkel las tersebut tidak terlalu besar, karena peralatannya yang relatif sangat terjangkau. Biaya yang paling besar pada usaha ini adalah membangun tempat untuk usaha bengkel las tersebut.
            Setelah melakukan penelitian,penulis mendapatkan informasi tentang perkembangan usaha bengkel las tersebut,dan setelah penulis mendapatkan informasi tersebut,penulis dapat menyimpulkan bahwa tempat usaha ini berjejer dipinggir jalan,dengan begitu orang akan dengan mudah menemukannya karena pada umumnya lokasi bengkel las ini sendiri bertempat di dekat keramaian. Pada tahun 2006 usaha bengkel las ini sempat mengalami keterpurukan tidak mendapatkan pemesanan sehingga pelaku usaha mempromosikan ke daerah sekitar dan seiring berjalannya waktu usaha bengkel las ini mulai berkembang sangat baik dan dikenal banyak orang sehingga usaha bengkel las ini masih berjalan sampai sekarang.
4.2   Strategi bisnis yang dilakukan pelaku usaha bengkel las tersebut
            Dengan meningkatnya kepadatan penduduk di Indonesia turut serta memicu peningkatan kebutuhan akan perumahan sebagai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Dengan banyaknya perumahan baru yang sedang dibangun, maka peluang usaha bengkel las ini menjadi salah satu peluang usaha yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini dikarenakan berbagai kebutuhan dalam pembangunan suatu perumahan pasti membutuhkan beberapa produk yang membutuhkan jasa bengkel las seperti pembuatannya trailis,roling door,canopy,pagar besi maupun tangga dsb.
            Penulis mendapatkan informasi dari narasumber bahwa strategi bisnis yang dilakukan pelaku usaha bengkel las tersebut dengan memperhatikan sebagai berikut :
1.      Modal
      Usaha apapun pasti memerlukan modal. Namun, modal usaha bengkel las ini tidak besar. Hanya saja yang paling sangat dibutuhkan untuk bisa membuka usaha bengkel las ini yaitu modal skill dan keahlian yang berkaitan dengan keterampilan untuk mengelas yang tepat agar hasil produk las bagus dan berkualitas. Jika konsumen puas dengan hasil nya maka besar kemungkinan konsumen akan kembali menggunakan jasa bengkel las ini lagi. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi usaha bengkel las ini,oleh karena itu modal skill maupun keterampilan sangatlah penting karena berhubungan dengan kepuasan konsumen.
2.      Pemilihan Lokasi Usaha
      Menurut narasumber pelaku usaha bengkel las ini, startegi bisnis kedua yang penting yaitu dengan memilih lokasi yang strategis seperti di pinggir jalan,sehingga memudahkan konsumen untuk sampai ke tempat usaha. Lokasi yang mudah diakses masyarakat luas akan lebih menguntungkan daripada lokasi usaha yang sulit dijangkau oleh konsumen.
3.      Rekrutmen Karyawan
      Rekrutmen karyawan sangat berpengaruh untuk membuat usaha bengkel las menjadi semakin berkembang. Oleh karena itu, dalam rekrutmen karyawa sebaiknya dilakukan secara tepat demi memperoleh karyawan yang sesuai dengan kualifikasi.
4.      Marketing dan Promosi
      Strategi marketing dan promosi ini bertujuan untuk mengenalkan usaha bengkel las ini kepada masyarakat luas. Pelaku usaha bengkel las ini memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan usaha bengkel lasnya dan juga menawarkan langsung kepada konsumen bisa juga kepada masyarakat yang sedang membangun rumah ataupun yang sedang merenovasi rumah.

  
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa usaha bengkel las dibangun pada tahun 2005 dan sempat mengalami keterpurukan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu usaha bengkel las tersebut mulai berkembang dengan baik dan dikenal oleh banyak masyarakat. Dan pelaku usahapun melakukan strategi bisnis dengan cara memikirkan secara matang untuk modal,tempat pemilihan usaha,rekrutmen karyawan dan juga pelaku usaha melakukan strategi pemasarannya dengan memanfaatkan media sosial dan mempromosikan langsung kepada konsumen.
5.2 Saran
Dengan selesainya laporan observasi ini, penulis mengharapkan kepada pembaca sekiranya menemukan kesalahan pada makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi mungkin masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah



1.1 Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah kelompok,dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan oleh masyarakat keilmuan. Artinya, pengungkapan permasalahan dalam karya ilmiah itu harus berdasarkan fakta, bersifat objektif, tidak bersifat emosional dan personal, dan disusun secara sistematis dan logis. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia ragam baku dengan memperhatikan kaidah EYD dan Pemberntukan Istilah.
Bentuk-bentuk penyajian karya ilmiah terbagi dalam tiga jenis, antaralain :
1.      Bentuk Populer
Adalah karya ilmiah yang di ungkapkan dalam bentuk karya ringkas, ragam bahasanya bersifat santai ( populer ). Karya ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media masa, seperti koran atau majalah.
2.      Bentuk Semiformal
Adalah karya ilmiah yang digunakan dalam berbagai jenis laporan biasa dan makalah.
Bentuk semiformal meliputi :
a.       Halaman judul
b.      Kata pengantar
c.       Daftar isi
d.      Pendahuluan.
e.       Pembahasan
f.       Kesimpulan
g.      Daftar Pustaka
3.      Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam skipsi,tesis, atau disertasi.
Secara garis besar, kerangka penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut:
a.       Judul
b.      Tim pembimbing
c.       Kata pengantar
d.      Abstrak
e.       Daftar isi
f.       Bab pendahuluan :
1.      Latar Belakang Masalah
2.      Perumusan Masalah
3.      Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.      Tujuan Penulisan
2.      Manfaat Penulisan
g.      Bab telaah kepustakaan atau kerangka teoritis :
1.                 Kajian Teoretis
2.                 Kerangka Berpikir
3.                 Metodologi Penulisan
h.      Bab metode penelitian :
i.        Bab pembahasan dan hasil penelitian
j.        Bab kesimpulan dan rekomendasi
k.      Daftar pustaka
l.        Lampiran-lampiran
m.    Riwayat hidup
1.2 Bagian-bagian Karya Ilmiah
Penjelasan dari masing-masing kerangka adalah sebagai berikut:
1.      Cover
            Adalah sampul pada buku atau majalah
a)      Judul
Adalah Menggambarkan tentang tema atau pokus sebuah tulisan dibuat singkat dan logis.
b)     Logo
Kemudian yang sering kita lihat saat membuat makalah adalah gambar atau logo dari suatu universitas tersebut.
c)      Penulis atau Penyusun Makalah
Sebagus apapun makalah itu jika tidak ada penulis ataupun penyusun makalah dikatakan kurang bagus, dan nama penyusun sangatlah penting untuk mengetahui makalah tersebut  karya siapa.
d)     Jurusan dan Fakultas Perguruan Tinggi serta Tahun Pembuatannya
Menulis jurusan, fakultas perguruan tinggi dan tahun pembuatan dengan menggunakan huruf kapital dan ditulis tebal dengan sama seperti judul makalah.
2.      Halaman Persembahan
Dalam halaman ini penulis persembahan kepada kedua orangtua, menuliskan moto atau ayat-ayat dari kitab suci yang merupakan prinsip atau pedoman penting dalam penulisan karyanya itu.
Misalnya : Dipersembahkan kepada Ibu dan Ayahanda tercinta,...
3.      Abstrak
Adalah intisari atau ringkasan isi makalah yang di tulis dan paling banyak terdiri atas 1 halaman dan berjarak satu spasi.
4.      Kata Pengantar
Adalah Berisi ucapan-ucapan dari penulis karya ilmiah tentang karyanya, umumnya berisi rasa syukur, keinginan, dan doa dari penulis.Kata pengantar harus diatur sedemikian rupa agar tidak bertele-tele.
5.      Daftar Isi
            Adalah Halaman isi pokok dalam sebuah karya ilmiah, untuk mempermudah pembaca mencari judul atau sub judul dari isi karya yang dibacanya. Oleh karena itu judul dan subjudul harus ditulis dalam daftar isi disertai halamannya.
6.      Daftar Lampiran
Adalah Daftar lampiran yang berisi smua dokumen yang digunakan dalam penelitian, namun tidak dicantumkan dalam isi tulisan. Memuat nomor urut lampiran, judul lampiran dan nomor halaman letak yang terdapat 2 angka. Angka depan sesuai dengan urutan bab dan angka yang kedua menyatakan nomor urut lampiran itu berada.
7.      Daftar Tabel
Adalah Bila dalam penulisan itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis harus tercantum dalam daftar tabel secara berurutan. Daftar tabel ini menyatakan nomor urut tabel dan nomor urut bab. Contohnya, tabel 3.1. Artinya urutan ke-1 dan ditulis dalam bab 3. Judul setiap tabel ditulis menggunakan huruf kapital semua.
8.      Daftar Gambar
Adalah daftar yang menerangkan penjelasan menggunakan gambar
9.  Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam merumuskan masalah penulisan dan mengemukakan alasan penentuan masalah. Penulis dapat mengutip/mengemukakan pendapat para ahli, berita melalui media massa, peraturan perundang-undangan yang mendukung terhadap fakta atau fenomena yang akan ditulis. Setiap peraturan dan perundang-undangan yang dikutip tidak ada catatan kaki, sedangkan pendapat para ahli, berita melalui media massa harus disertai catatan kaki. Beberapa butir penting yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah diantaranya sebagai berikut ;
a.       Alasan rasional atau esensial yang membuat peneliti merasa resah, sekiranya masalah itu tidak diteliti.
b.      Gejala-gejala kesenjanangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan.
c.       Kerugian yang mungkin timbul seandainya masalah itu tidak diteiti
d.      Keuntungan-keuntungan yang mungkin diperoleh seandainya masalah itu diteliti.
e.       Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisimasalah yang akan dibahas dalamruang lingkup bidang studi yang akan ditekuni oleh penulis.
2. Perumusan Masalah
Masalah adalah salah segala sesuatu yang dianggp membingungkan oleh penulis, atau menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin dicari jawabannya. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang dibahas, diakhir pertanyaan harus memberikan tanda tanya (?).
3.Tujuan dan Manfaat
a.       Tujuan Penulisan : Menyebutkan secara spesifik maksud yang ingin dicapai dalam penulisan.
b.      Manfaat Penulisan : Kontribusi hasil penulisan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
10.  Kajian Teoretis dan Metodologi Penulisan
1.      Kajian Teoretis
Pemaparan beberapa teori ilmiah dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu dan relevan dengan pokok masalah Setiap teori yang dikutip harus disertai penjelasan dan komentar penulis tentang kaitan teori tersebut dangan masalah. Sedangkan pada akhir dari semua teori-teori yang dikutip, penulis harus memunculkan sebuah kesimpulan terkait dengan permasalahan.
2.      Kerangka Berpikir
Argumentasi penulis yang didasari pada teori-teori ilmiah yang telah dikemukakan dimuka. Penelitis harus menjelaskan suatu alur kerja atau saling keterkaitan antar indikator dengan permasalahan yang dibahas. Peneliti dapat untuk mengungkapkannya dapat menggunakan bantuan skema atau bagan penjelasan.
3.      Metodologi Penulisan
a.    Tempat dan waktu : jelaskan tempat/lokasi observasi dengan menyebutkan nama perusahaan serta alamatnya, kemudian sebutkan waktu observasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh masing-masing program studi.
b.    Metode :
1)      Sebutkan nama metode yang digunakan (misalnya: metode deskriptif analisis).
2)      Teknik pengumpulan data (misalnya: wawancara, observasi, menggunakan kuesioner).
3)      Teknik Analisis Data (misalnya: memakai rumus statistik, rumus keuangan, atau model analisis lain seperti SWOT, EOQ, EVA, ABC).
11.  Hasil dan Analisis
Adalah inti dari makalah hasil atau temuan dapat dikemukakan dalam bagian tersendiri, terpisah dari analisis.
1.      Deskripsi Kasus
Mengidentifikasi kasus-kasus yang terdapat pada perusahaan (sesuai dengan kekhususan bidang ilmu penulis). Kasus yang diidentiftkasi di mulai dengan kasus sederhana sampai pada kasus kompleks dan rumit sesuai dengan urgensi fenomena yang diangkat pada perumusan masalah. Kasus yang diangkat merupakan kasus yang ditemukan di perusahaan dan penulis terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan pihak perusahaan (guna menjamin kesahihan kasus). Kasus-kasus yang bersifat rahasia tidak disarankan untuk dibahas oleh penulis. Kasus yang diangkat dapat berupa point-point uraian penjelasan atau berupa tabel, diagram dan sebagainya.
2.      Analisis Kasus
Penulis melakukan pengkajian terhadap kasus yang dipilih sesuai urgensi permasalahan dan berusaha mengkaitkan dengan konsep teori dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu. Untuk mendapatkan solusi/pemecahan terhadap kasus yang dibahas, penulis dapat juga menggunakan model-model analisis seperti analisis SWOT, EOQ dan sebagainya sesuai kebutuhan
12.  Kesimpulan dan Saran
Peneliti harus meyimpulkan hasil temuan dari analisis kasus dalam bentuk point-point penting secara jelas dan tepat (tidak boleh menulis simpulan diluar kasus yang dianalisis). Berangkat dari kesimpulan tersebut penulis memberikan saran-saran yang berguna terkait dengan kasus yang telah dianalisis (untuk jangka pendek, menengah dan panjang) terutama ditujukan kepada perusahaan yang ditulis dan kegunaannya bagi perkembangan IPTEK. Pada bab ini antara Kesimpulan dan Saran masing-masing dijadikan sub-bab tersendiri.
13.  Daftar Fustaka
Sebuah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad.
  
 
1.3Macam-macam Karya Ilmiah
1.                  Makalah
Makalah dibuat melalui kedua cara berpikir yaitu berbasis berfikir deduktif atau induktifTetapi, tidak menjadi persoalan manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.
            Makalah adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling sederhana dari jenis karya ilmiah lainnya.Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
            Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketat makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa adanya kenyataan dilapangan. Makalah dibuat berdasrakan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif atau sebaliknya.
2. Kertas Kerja
            Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
3. Skripsi
            Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semester (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
            Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain.  Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
4. Tesis
            Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk  menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
            Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
            Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai biografi. Artinya, kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.


5. Disertasi
            Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi  dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
            Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
6. Artikel Ilmiah
            Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
            Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
7. Artikel Ilmiah Popular
            Artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.