1.1 Sistematika Penulisan Karya
Tulis Ilmiah
Karya ilmiah adalah laporan
tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan
oleh seseorang atau sebuah kelompok,dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan
yang dikukuhkan oleh masyarakat keilmuan. Artinya, pengungkapan permasalahan dalam
karya ilmiah itu harus berdasarkan fakta, bersifat objektif, tidak bersifat
emosional dan personal, dan disusun secara sistematis dan logis. Bahasa yang
digunakan adalah Bahasa Indonesia ragam baku dengan memperhatikan kaidah EYD
dan Pemberntukan Istilah.
Bentuk-bentuk penyajian karya ilmiah
terbagi dalam tiga jenis, antaralain :
1.
Bentuk Populer
Adalah karya ilmiah yang di ungkapkan dalam bentuk karya ringkas, ragam
bahasanya bersifat santai ( populer ). Karya ilmiah populer umumnya dijumpai dalam
media masa, seperti koran atau majalah.
2.
Bentuk Semiformal
Adalah karya ilmiah yang digunakan dalam berbagai jenis laporan biasa dan
makalah.
Bentuk semiformal meliputi :
a.
Halaman judul
b.
Kata pengantar
c.
Daftar isi
d.
Pendahuluan.
e.
Pembahasan
f.
Kesimpulan
g.
Daftar Pustaka
3.
Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan
akademis secara lengkap, seperti dalam skipsi,tesis, atau disertasi.
Secara garis besar, kerangka penulisan
karya ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Judul
b. Tim pembimbing
c. Kata pengantar
d. Abstrak
e. Daftar isi
f. Bab pendahuluan :
1.
Latar Belakang Masalah
2.
Perumusan Masalah
3.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.
Tujuan Penulisan
2.
Manfaat Penulisan
g. Bab telaah kepustakaan
atau kerangka teoritis :
1.
Kajian Teoretis
2.
Kerangka Berpikir
3.
Metodologi Penulisan
h. Bab metode penelitian
:
i.
Bab pembahasan dan hasil penelitian
j.
Bab kesimpulan dan rekomendasi
k. Daftar pustaka
l.
Lampiran-lampiran
m. Riwayat hidup
1.2 Bagian-bagian
Karya Ilmiah
Penjelasan dari masing-masing kerangka
adalah sebagai berikut:
1.
Cover
Adalah sampul pada buku atau majalah
a)
Judul
Adalah Menggambarkan tentang tema atau pokus sebuah tulisan dibuat singkat
dan logis.
b)
Logo
Kemudian yang sering
kita lihat saat membuat makalah adalah gambar atau logo dari suatu universitas
tersebut.
c)
Penulis atau Penyusun
Makalah
Sebagus apapun makalah
itu jika tidak ada penulis ataupun penyusun makalah dikatakan kurang bagus, dan
nama penyusun sangatlah penting untuk mengetahui makalah tersebut karya siapa.
d)
Jurusan dan Fakultas
Perguruan Tinggi serta Tahun Pembuatannya
Menulis jurusan, fakultas perguruan tinggi dan tahun pembuatan dengan
menggunakan huruf kapital dan ditulis tebal dengan sama seperti judul makalah.
2.
Halaman Persembahan
Dalam halaman ini
penulis persembahan kepada kedua orangtua, menuliskan moto atau ayat-ayat dari
kitab suci yang merupakan prinsip atau pedoman penting dalam penulisan karyanya
itu.
Misalnya : Dipersembahkan kepada Ibu dan Ayahanda tercinta,...
3.
Abstrak
Adalah intisari atau ringkasan isi makalah yang di tulis dan paling banyak
terdiri atas 1 halaman dan berjarak satu spasi.
4. Kata Pengantar
Adalah Berisi ucapan-ucapan dari penulis karya ilmiah tentang karyanya, umumnya berisi rasa syukur, keinginan, dan doa
dari penulis.Kata pengantar harus diatur sedemikian rupa agar tidak
bertele-tele.
5.
Daftar Isi
Adalah Halaman isi pokok dalam sebuah karya ilmiah, untuk mempermudah pembaca mencari judul atau sub judul dari isi karya yang dibacanya. Oleh karena itu judul dan subjudul harus ditulis dalam daftar isi disertai halamannya.
Adalah Halaman isi pokok dalam sebuah karya ilmiah, untuk mempermudah pembaca mencari judul atau sub judul dari isi karya yang dibacanya. Oleh karena itu judul dan subjudul harus ditulis dalam daftar isi disertai halamannya.
6. Daftar Lampiran
Adalah Daftar lampiran yang berisi smua dokumen yang digunakan dalam
penelitian, namun tidak dicantumkan dalam isi tulisan. Memuat nomor urut
lampiran, judul lampiran dan nomor halaman letak yang terdapat 2 angka. Angka
depan sesuai dengan urutan bab dan angka yang kedua menyatakan nomor urut
lampiran itu berada.
7. Daftar Tabel
Adalah Bila dalam penulisan itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel
yang tertulis harus tercantum dalam daftar tabel secara berurutan. Daftar tabel
ini menyatakan nomor urut tabel dan nomor urut bab. Contohnya, tabel 3.1.
Artinya urutan ke-1 dan ditulis dalam bab 3. Judul setiap tabel ditulis
menggunakan huruf kapital semua.
8. Daftar Gambar
Adalah daftar yang
menerangkan penjelasan menggunakan gambar
9. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam
merumuskan masalah penulisan dan mengemukakan alasan penentuan masalah. Penulis
dapat mengutip/mengemukakan pendapat para ahli, berita melalui media massa,
peraturan perundang-undangan yang mendukung terhadap fakta atau fenomena yang
akan ditulis. Setiap peraturan dan perundang-undangan yang dikutip tidak ada
catatan kaki, sedangkan pendapat para ahli, berita melalui media massa harus
disertai catatan kaki. Beberapa butir penting yang perlu disajikan dalam latar
belakang masalah diantaranya sebagai berikut ;
a.
Alasan rasional atau esensial yang membuat peneliti merasa resah, sekiranya
masalah itu tidak diteliti.
b.
Gejala-gejala kesenjanangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar
pemikiran untuk memunculkan permasalahan.
c.
Kerugian yang mungkin timbul seandainya masalah itu tidak diteiti
d.
Keuntungan-keuntungan yang mungkin diperoleh seandainya masalah itu
diteliti.
e.
Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisimasalah yang akan dibahas
dalamruang lingkup bidang studi yang akan ditekuni oleh penulis.
2. Perumusan Masalah
Masalah adalah salah segala sesuatu yang dianggp membingungkan oleh
penulis, atau menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin
dicari jawabannya. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan
terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang dibahas, diakhir pertanyaan
harus memberikan tanda tanya (?).
3.Tujuan dan Manfaat
a.
Tujuan Penulisan : Menyebutkan secara spesifik maksud yang ingin dicapai
dalam penulisan.
b.
Manfaat Penulisan : Kontribusi hasil penulisan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
10. Kajian Teoretis dan
Metodologi Penulisan
1.
Kajian Teoretis
Pemaparan beberapa teori ilmiah dan temuan-temuan lain yang dianggap perlu
dan relevan dengan pokok masalah Setiap teori yang dikutip harus disertai
penjelasan dan komentar penulis tentang kaitan teori tersebut dangan masalah.
Sedangkan pada akhir dari semua teori-teori yang dikutip, penulis harus memunculkan
sebuah kesimpulan terkait dengan permasalahan.
2.
Kerangka Berpikir
Argumentasi penulis yang didasari pada teori-teori ilmiah yang telah
dikemukakan dimuka. Penelitis harus menjelaskan suatu alur kerja atau saling
keterkaitan antar indikator dengan permasalahan yang dibahas. Peneliti dapat
untuk mengungkapkannya dapat menggunakan bantuan skema atau bagan penjelasan.
3.
Metodologi Penulisan
a.
Tempat dan waktu : jelaskan tempat/lokasi observasi dengan menyebutkan nama
perusahaan serta alamatnya, kemudian sebutkan waktu observasi sesuai dengan
jadwal yang ditentukan oleh masing-masing program studi.
b.
Metode :
1)
Sebutkan nama metode yang digunakan (misalnya: metode deskriptif analisis).
2)
Teknik pengumpulan data (misalnya: wawancara, observasi, menggunakan
kuesioner).
3)
Teknik Analisis Data (misalnya: memakai rumus statistik, rumus keuangan,
atau model analisis lain seperti SWOT, EOQ, EVA, ABC).
11.
Hasil dan Analisis
Adalah inti dari makalah hasil atau temuan dapat
dikemukakan dalam bagian tersendiri, terpisah dari analisis.
1.
Deskripsi Kasus
Mengidentifikasi kasus-kasus yang terdapat pada perusahaan (sesuai dengan kekhususan
bidang ilmu penulis). Kasus yang diidentiftkasi di mulai dengan kasus sederhana
sampai pada kasus kompleks dan rumit sesuai dengan urgensi fenomena yang diangkat
pada perumusan masalah. Kasus yang diangkat merupakan kasus yang ditemukan di
perusahaan dan penulis terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan pihak
perusahaan (guna menjamin kesahihan kasus). Kasus-kasus yang bersifat rahasia
tidak disarankan untuk dibahas oleh penulis. Kasus yang diangkat dapat berupa
point-point uraian penjelasan atau berupa tabel, diagram dan sebagainya.
2.
Analisis Kasus
Penulis melakukan pengkajian terhadap kasus yang dipilih sesuai urgensi
permasalahan dan berusaha mengkaitkan dengan konsep teori dan temuan-temuan
lain yang dianggap perlu. Untuk mendapatkan solusi/pemecahan terhadap kasus
yang dibahas, penulis dapat juga menggunakan model-model analisis seperti
analisis SWOT, EOQ dan sebagainya sesuai kebutuhan
12.
Kesimpulan dan Saran
Peneliti harus meyimpulkan hasil temuan dari analisis kasus dalam bentuk
point-point penting secara jelas dan tepat (tidak boleh menulis simpulan diluar
kasus yang dianalisis). Berangkat dari kesimpulan tersebut penulis memberikan
saran-saran yang berguna terkait dengan kasus yang telah dianalisis (untuk
jangka pendek, menengah dan panjang) terutama ditujukan kepada perusahaan yang
ditulis dan kegunaannya bagi perkembangan IPTEK. Pada bab ini antara Kesimpulan
dan Saran masing-masing dijadikan sub-bab tersendiri.
13.
Daftar Fustaka
Sebuah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dan
sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan
disusun berdasarkan abjad.
1.3Macam-macam Karya Ilmiah
1.
Makalah
Makalah dibuat melalui kedua cara
berpikir yaitu berbasis berfikir deduktif atau induktifTetapi, tidak menjadi persoalan
manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang
penting, tidak berdasar opini belaka.
Makalah adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling sederhana dari jenis karya ilmiah lainnya.Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketat makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa adanya kenyataan dilapangan. Makalah dibuat berdasrakan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif atau sebaliknya.
Makalah adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling sederhana dari jenis karya ilmiah lainnya.Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketat makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa adanya kenyataan dilapangan. Makalah dibuat berdasrakan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif atau sebaliknya.
2. Kertas Kerja
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
3. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semester (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
4. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semester (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
4. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis
ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi
penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan
bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan
instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil
kesimpulan dan rekomendasi.
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai biografi. Artinya, kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai biografi. Artinya, kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.
5. Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.
6. Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’.
7. Artikel Ilmiah Popular
Artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
Artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar